Quantcast
Channel: Kegiatan – ISPI | Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia Pusat
Viewing all 31 articles
Browse latest View live

Pelantikan Pengurus ISPI Kendal dan Bintek Karya Tulis Ilmiah

$
0
0

Prof. Dr. Trisno Martono, M.M. ketua ISPI Daerah Jawa Tengah melantik pengurus ISPI Cabang Kendal. Pelantikan dilaksanakan di Aula Resto Adila, Kendal, pada hari Jumat 31 Januari 2014. Kegiatan dibuka kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Drs. Joko Pratikno dan disaksikan 182 perwakilan guru SD, SMP, SMA dan SMK se-kabupaten Kendal. Dalam sambutannya, Joko Pratikno mengingatkan bahwa mendirikan organisasi profesi mudah, yang sulit mempertahankan agar organisasi tetap eksis. “Banyak organisasi hanya berdiri setelah itu mati,” ungkapnya.

Pengurus ISPI Cabang Kendal yang dilantik adalah Anton Tri Raharjo, M.Pd. guru bahasa Inggris SMP Negeri 1 Weleri sebagai ketua. Ali Muthor, M.Pd. guru bahasa Indonesia SMP 2 Negeri Limbangan sebagai wakil ketua. Sekretaris dijabat Saeri, S.Pd., M.Par. guru IPS SMP Negeri 3 Boja. Sedangkan bendahara diamanahkan kepada Eustasia Christine Martati, M.Pd. guru bahasa Inggris SMA Negeri 1 Kaliwungu.

Prosesi pelantikan diawali pembacaan SK kepengurusan oleh sekretaris ISPI daerah Jawa Tengah Dr. Tjipto Subadi, M.Si. Setelah semua pengurus yang dilantik berdiri di mimbar, ketua ISPI Jateng menanyakan kesanggupan menjadi pengurus, melantik dan menuntun pengurus cabang mengucapkan janji pengurus. Dalam sambutannya Prof. Trisno berpesan agar pengurus ISPI Cabang Kendal bekerja dengan berbasis program bukan bekerja berbasis anggaran.

“Bila pengurus ISPI bekerja berbasis anggaran, pasti tidak akan ada kegiatan karena tidak ada anggarannya,” tutur Rektor Universitas Veteran Bangunharjo Sukoharjo dan guru besar UNS tersebut.

Selesai pelantikan PC ISPI Kendal dilanjutkan bimbingan teknis penulisan karya tulis ilmiah di jurnal pendidikan. Peserta bintek memperoleh empat buah materi dari narasumber. Narasumber pertama Prof. Dr. Trisno Martono, M.M. dengan materi hambatan dan solusi bagi guru dalam menulis karya tulis berkualifikasi ilmiah. Sebagai moderator merangkap notulen Muhitul Himam, M.Si., M.Pd. pengawas pendidikan menengah Kendal. Dalam pidatonya Prof. Trisno menegaskan sebenarnya guru telah memiliki kemampuan cukup untuk membuat karya ilmiah. Sebab guru sudah pernah berhasil menulis skripsi. Bila sekarang guru tidak mau menulis, karena belum ada instrumen yang memaksa sehingga guru mau menulis. Bila Permenegpan no 16 tahun 2009 telah efektif berlaku, guru pasti rajin menulis.

Prof. Dr. Slameto, M.Pd. guru besar UKSW selaku bendahara ISPI Jateng, memaparkan materi bintek berjudul review laporan hasil penelitian tindakan kelas. Sebagai moderator sekaligus notulen Supardi, M.Pd. kepala SMP Negeri 1 Limbangan. Dalam penjelasannya Prof. Dr. Slameto, M.Pd. menekankan bahwa laporan PTK tidak mendapat nilai angka kredit karena tidak memenuhi persyaratan APIK (asli, prosedur, ilmiah, dan konsisten).

Adapun Dr. Tjipto Subadi, M.Si. dosen UMS selaku sekretaris ISPI Jateng menyampaikan bahan bintek berjudul menyusun artikel ilmiah untuk publikasi ilmiah. Sebagai moderator merangkap notulen Anton Tri Raharjo, M.Pd. guru bahasa Inggris SMP Negeri 1 Weleri sekaligus ketua ISPI Cabang Kendal. Dr. Tjipto menekankan bahwa format laporan penelitian untuk diterbitkan perlu dirubah menyesuaikan format artikel jurnal. Format yang umum adalah pendahuluan memuat pendahuluan dan landasan teori, metode, hasil penelitian, dan penutup.

Saeri, S.Pd., M.Par. selaku sekretaris ISPI Cabang Kendal dan pemimpin redaksi jurnal pendidikan SIGAP menyampaikan materi pedoman penulisan di jurnal pendidikan. Sebagai moderator sekaligus notulen Ali Muthohar, M.Pd. guru bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Limbangan. Dalam acara terakhir ini Saeri, S.Pd. lebih banyak berdialog dengan beberapa guru yang berhasil naik pangkat ke golongan IVb dan IVc berkat menerbitkan karyanya di jurnal pendidikan SIGAP. Yang mencengangkan para peserta bintek adalah testimoni Triono Sumulyo guru SD 2 Boja. Triono hanya lulusan SPG surakarta akan tetapi menjadi guru pertama di Kendal yang naik pangkat ke IVb. Bahkan oktober 2013 sudah mengajukan kenaikan pangkat ke IVc.

***


Seminar dan Pelantikan Pengurus ISPI Daerah Kepulauan Riau

$
0
0

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam akan menggelas Seminar dan sekaligus Pelantikan Pengurus Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Daerah Propinsi Kepulauan Riau. Tema yang disusung dalam seminar itu mengenai Menjadi Pendidik Profesional.

Adapun narasumber yang akan mengisi seminar yaitu Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M. Pd. selaku Ketua Umum ISPI dan Prof. Dr. H. Ahman, M. Pd. sebagai sekretaris ISPI.

Kegiatan akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Maret 2014 pada pukul aktu : Pukul 08.00 Wib – Selesai
Tempat : Auditorium Universitas Riau Kepulauan jalan Batu Aji Baru 99 Batam

Registrasi Pendaftaran : Ruang Prodi Matematika, Kontak person Jayadi Putra, 087822558784.

Himpunan Sarjana Pendidikan Agama Islam Hadir di Sumut

$
0
0

Pengurus HSPAI Sumut

MedanBisnis – Medan. Sebuah organisasi profesi para sarjana pendidikan agama Islam diberi nama Himpunan Sarjana pendidikan Agama Islam (HS PAI) hadir di Sumut. Pelantikan kepengurusan perhimpunan ini dilakukan Ketua Umum HS-PAI Pusat, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, di Hotel Garuda Plaza Medan, Kamis (20/2).

Didampingi Sekjen HS PAI Pusat, Dr Bahrissalim MA, Farid Wajdi menjelaskan, pelantikan pengurus periode 2014-2019 organisasi profesi para sarjana pendidikan agama Islam di sekolah dan madrasah di Sumut itu dirangkai seminar internasional bertema “Epistimologi Islam, Pendekatan Scientific Kurikulum 2013 dan Pengembangan Profesi Guru PAI Pasca Sertifikasi”.

Dia kemudian mengungkapkan, dalam lingkup nasional HS PAI telah berdiri sejak 2011 dan berada di bawah naungan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), serta telah ada di 14 provinsi dengan jumlah anggota ratusan ribu orang.

Menurutnya, seluruh guru PAI yang jadi anggota saat ini menggantungkan harapan masa depannya pada organisasi itu terkait pembinaan profesionalisme dan peningkatan kesejahteraan. “Pengurus HS PAI Pusat mengajak seluruh guru agama Islam untuk meningkatkan kualitas profesionalismenya melalui penyelenggaraan berbagai pelatihan, penelitian dan pengembangan diri. Di dalam organisasi ini bergabung para akademisi S1, S2 dan S3, yang memiliki kecakapan dan mampu melatih guru menjadi terampil mengajar, meneliti, membimbing dan keterampilan lainnya,” ujar Farid Wajdi.

Pengurus HS PAI Sumut yang yang dilantik itu antara lain terdiri dari Ketua Drs Hendri Fauza MPd, Wakil Ketua Drs Mahidin MPd, Sekretaris Mesiono MPd, Wakil Sekretaris Drs H Ahmad Suhaimi MA, Bendahara H Irwan S MAg, Wakil Bendahara Drs H Abd Muhyi Batubara MSc, H Candra Wijaya MPd, Dra Hj Nurmawati MA, dan Drs H Salim MPd. Kepengurusan dilengkapi bidang-bidang antara lain bidang pengembangan organisasi, pelatihan, serta penelitian dan publikasi ilmiah.

Ketua HS PAI Sumut, Drs Hendri Fauza MPd, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan membentuk kepengurusan HS PAI di tingkat kabupaten/kota, mengingat besarnya antusias para guru pendidikan agara Islam untuk bergabung. “Karenanya saya mengajak seluruh instansi terkait seperti Kementerian Agama di tingkat provinsi, kabupaten dan kota hendaknya bisa bekerja sama dan bermitra dalam meningkatan profesionalisme para guru ini,” ujar Hendri Fauza.

Sementara itu, dalam seminar internasional serangkaian pelantikan Pengurus HS PAI Sumut tampil sejumlah pembicara terdiri dari Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan IIUM Malaysia Prof Dr Rosnani Hashim, Rektor UIN Ar-Raniry Aceh Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA, Dr Bahrissalim MA dari UIN Jakarta, dan Prof Dr Syafaruddin MPd dari IAIN Sumut. (ys rat/ril)

Sumber : medan bisnis daily

Pelantikan ISPI Jambi dan Seminar Nasional Pendidikan

$
0
0

PELANTIKAN PD ISPI JAMBI : Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Ketua Umum PP ISPI sedang melantik kepengurusan PD ISPI Jambi periode 2014-2019

Dinas Pendidikan Provinsi Jambi bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) telah melaksanakan pelantikan Pengurus Daerah ISPI Jambi sekaligus seminar pendidikan nasional tanggal 15 Mei 2014 bertempat di Aula Utama Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Acara diikuti peserta yang terdiri dari dosen, guru dan mahasiswa.

Kegiatan dibuka dengan laporan ketua panitia pelaksana yang disampaikan oleh Dr. Jefri Marzal, M.Sc. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan selamat kepada para anggota ISPI yang akan dilantik serta ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah hadir dan panitia yang telah bekerjasama dengan baik agar terwujudkan acara ini. Beliau juga mengharapkan PD-ISPI Jambi dapat bekerjasama untuk mensukseskan seminar internasional yang diadakan oleh Universitas Jambi pada 19-20 November 2014 nanti.

Sambutan dilanjutkan oleh Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd sebagai Ketua Umum PP ISPI. Beliau menyampaikan bahwa keberadaan ISPI sebagai organisasi profesi tentu berperan dalam memikirkan dan mencari solusi dalam dunia pendidikan khususnya dan kepada bangsa pada umumnya. Beliau pun mengharapkan Organisasi profesi ISPI dapat segera menjadi organisasi pendidikan yang mandiri.

Gubernur jambi, Drs. H. Hasan Basri Agus, M.M. memberikan sambutan sekaligus membuka acara dengan resmi. Beliau menyampaikan “Semoga dengan terbentuknya pengurus baru ISPI Jambi dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Jambi. Kualitas pendidikan diharapkan terus meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari diri sendiri (Pendidik) sehingga dapat dicontoh para murid. PD-ISPI Jambi dilantik langsung oleh Ketua Pengurus Pusat ISPI Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.

Setelah acara pelantikan PD-ISPI Jambi, kegiatan pun dilanjutkan dengan Seminar Pendidikan Nasional yang mengusung tema “Peran Pendidikan dalam Mewujudkan Jambi EMAS Tahun 2015” dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional tahun 2014. Hadir sebagai pemakalah adalah Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd dari Universitas Pendidikan Indonesia mengusung tema “Kebijakan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Nasional”.

Pemakalah selanjutnya yakni Prof. Dr. Muhammad Rusdi, M.Sc dari Universitas Jambi yang mengusung tema “Kesiapan LPTK menyiapkan tenaga pendidik untuk mendukung Jambi Emas” serta Drs. H. Rahmad Derita, M.Pd.I dari Dinas Pendidikan Provinsi Jambi yang menyampaikan makalah bertema “Pendidikan Karakter dan nilai budaya lokal dalam pengayaan pendidika menuju Jambi Emas 2015”. Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan adanya kesinergisan antara Dinas Pendidikan, Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) dan Organisasi Profesi seperti ISPI. Seluruh rangkaian kegiatan seminar ini diakhiri dengan pembagian sertifikat pukul 12.30 WIB.

Unja.ac.id

Pelantikan ISPI Banyumas dan Bedah Buku “Pemimpin Berkarakter Pancasila”

$
0
0

PELANTIKAN ISPI BANYUMAS : Prof. Dr. H. Trisno Martono, M.M. selaku Ketua PD ISPI Jateng mengukuhkan kepengurusan ISPI cabang Banyumas 2014-2017 di Auditorium UMP

Minggu, 25 Mei 2014 bertempat di gedung AUI (Auditorium Ukhuwah Islamiah) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Pengurus ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) Cabang Banyumas ucap sumpah di hadapan Ketua PD ISPI Jateng, Kepala Dinas Pendididkan Banyumas dan Peserta Bedah Buku Bertajuk Pemimpin Berkarakter Pancasila.

Dunia pendidikan tidak terlepas dari pengajar, anak didik dan juga pemerintah. Sebab tanpa adanya salah satu dari poin tersebut, dunia pendidikan tidak akan mampu berjalan maju dan berkembang untuk masa depan yang lebih baik. “Ini merupakan tanggung jawab kita bersama, ” ungkap Wakil Rektor II UMP, Drs. Joko Purwanto, M.Pd. Ia mengingatkan bahwa dalam rangka mengembangkan potensi bersama semangat pemerintah kita bisa melangkah ke depan guna membangun pendidik yang profesional dan berkarakter.

ISPI merupakan organisasi yang bertujuan menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada pembangunan pendidikan Nasional secara profesional agar lebih terarah, berhasil guna dan berdaya guna, melalui pengembangan dan penerapan ilmu pendiidkan untuk kemajuan dan kepentingan Bangsa dan Negara.

Pada kesempatan ini pula Kepala Dinas Pendidikan Kab. Banyumas, Drs. Purwadi Santoso M.Hum menggaris bawahi bahwa Indonesia adalah generasi yang pemberani. Diharapkan dengan adanya kepengurusan ISPI Banyumas periode 2014-2017 terjalin kerjasama yang baik melalui diskusi untuk memperbaiki program program yang telah ada, memunculkan pemikiran baru dan meningkatkan kualitas pendidikan dengan terus berjuang, bersahaja serta berani menerapkan karakter yang tepat untuk masyarakat Banyumas.

Ketua ISPI Jawa Tengah, Prof. Dr. H. Trisno Martono, M.M. melantik kepngurusan ISPI Banyumas periode 2014-2017. Rektor Universitas Veteran Bangunharjo tersebut menjelaskan pentingnya komitmen menuju profesionalisme dibutuhkan tanggung jawab, membangun jaringan dan mengembangkan komunitas. Sehingga dalam menghadapi tantangan kedepan ISPI kab. Banyumas siap menghasilkan pemikiran baru melalui metode-metode yang berkarakter dan cerdas.

Acara dilanjutkan dengan Bedah Buku karya Prof. Tukiran Tanireja dan M.Yudie Haryono, Ph.D dengan judul Pemimpin Berkarakter Pancasila. Prof menjelaskan bahwa intisari dari buku ini adalah konsep kesederhanaan untuk anak didik kita. Kepemimpinan untuk Indonesia kedepan diharapakan dapat berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila. (Fa)

wwww.ump.ac.id

Siswa SMP IT Tanjungpinang Juara Cipta Cerpen Nasional

$
0
0

Berita kiriman dari : Maswito
Kasubag Perencanaan dan Program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, Kepri dan Pengurus ISPI Pulau Bintan, Kepri

Maswito, Pengurus ISPI Pulau Bintan

CERPEN Wiska Adelia Putri Aku “Mejaba” atau Aku Melayu Jawa Batak berhasil meraih juara II pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat SMP yang berlangsung 1 s.d 7 Juni 2014 di Semarang, Jawa Tengah.

Cerpen ini bercerita tentang seorang anak yang memilki orang tua dengan suku dan adat berbeda. Walaupun berbeda mereka selalu menghargai. Kisahnya suatu hari diadakan pagelaran pakaian adat di sekolah dan kedua orang tuanya bersikeras agar anak tersebut memakai pakaian adat mereka masing-masing. Si anakpun kebingungan.

Akhirnya si anak yang bernama Andika memutuskan untuk mengkombinasikan pakaian adat orang tuanya dengan maksud untuk tidak mengecewakan kedua orang tuanya. Dan sianakpun berhasil dan mendapatkan tepukan yang meriah dari penonton.

Keberhasilan Wiska meraih juara II lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional menambah panjang deretan prestasi yang diraih anak pertama dari dua bersaudara pasangan Maswito (Kasubag Program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang) dan Kartina (Guru SMP Negeri 5 Kota Tanjungpinang) ini.

Dan ini sekaligus sebagai ajang pembuktian bahwa dunia kepengarangan perempuan di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri ibarat air tak pernah kering. Setelah kejayaan Aisyah Sulaiman muncul pengarang-pengarang perempuan lainya. Sebut saja Suryatati A Manan, Ruziana, Riawani Elita, Mila Duchlun, Citra Pandiangan dan lainnya.

Setelah itu penulis-penulis cilikpun mulai menunjukkan kebangkitannya. Sebelumnya ada Nadya Aisyah Gustirani. Pada usia 13 tahun, Aisyah telah menghasilkan empat kumpulan cerpen dam novel. Kemudian muncul pula Tiara Ayu Karmita, dalam usianya 11 tahun meluncurkan novel yang berjudul “Gemintang Penabur Matahari.” Novel ini diterbitkannya ketika masih duduk di bangku kelas VI SD Negeri 012 Bukit Bestari.

Lomba cipta cerpen tingkat nasional ini diikuti oleh 33 siswa SLTP se-Indonesia yang sebelumnya meraih juara I lomba dalam ajang Cipta Cerpen di tingkat provinsi masing-masing. Pengumuman para pemenang dilangsungkan di Pantai Marina, Semarang, Jumat (6/7) yang dihadiri langsung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Guru pembimbing Wiska, Ustad Novi mengatakan keberhasilan anak didiknya (Wiskia Adelia Putri) meriah juara II Cipta Cerpen di tingkat nasional tersebut merupakan “kado istimewa” bagi Provinsi Kepri dan Pemko Tanjungpinang, terlebih khusus keluarga besar SMP IT Almadinah Tanjungpinang.

“Kami bersyukur pembinaan yang kami lakukan selama ini ternyata membuah hasil maksimal. Wiska bisa meraih juara di tingkat nasional, ini prestasi yang luar biasa,” ujar Ustad Novi seraya memuji kegigihan Wiska dalam mengikuti ajang di tingkat nasional ini.

Karier Kepengarangan
Karier kepengarangan Wiska ditemui secara tak sengaja oleh kedua orang tuanya yang memang hobi menulis dan mengarang ini. “Ketika kami melihat diari Wiska, ternyata Wiska sudah menulis puluhan cerpen dan puisi. Ini mungkin terpengaruh dari majalah Bobo yang menjadi langgananya sejak duduk di kelas 2 SD,” ujar orang tua Wiska, Maswito.

Oleh orang tuanya, cerpen-cerpen anaknya diketik ulang dan dikirim ke berbagai media cetak. Tak disangka, sejumlah media cetak di Kepri seperti Batam Pos, Koran Peduli, Haluan Kepri, Putra Kelana, Majalah Geliga, Tribun Batam dan Terkininew.com memuatnya. Di media terbitan Riau, seperti Riau Pos, Haluan Riau, dan Metro Riau juga memuatnya. Tak hanya itu, media nasional seperti Media Indonesia, Republika, dan Suara Pembaharuan juga memuatnya.

Dari situlah Wiska terus bersemangat menulis cerpen dan menikmati honorarium dari hasil tulisannya. Bahkan dari Media Indonesia, Wiska mendapatkan kiriman istimewa berupa seperangkat alat tulis, buku dongeng cerita anak dan tas warna ungu yang merupakan warna fovoritnya. “Alhamdulillah, kecil-kecil begini Wiska sudah punya penghasilan lho,” katanya bersemangat.

Oleh orang tuanya cerpen Wiska yang pernah di muat di media cetak itu dikumpulkan lalu diterbitkan. Maka terbitlah kumpulan perdana cerpen Wiska berjudul “Ingin Bertemu Peri.” Buku tesebut dicetak oleh Frame Publishing Yogyakarta, Mei 2011. Buku tersebut merupakan kado terindah ulang tahunnya yang ke-9.

Dan buku tersebut secara khusus di luncurkan pula oleh Walikota Tanjungpinang waktu itu Dra. Hj. Suryatati A Manan di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman. Walikota memberikan apriasi dan penghargaan khusus kepada Wiska dan Tiara sebagai pengarang cilik Kota Tanjungpinang – mengikuti jejak dirinya dan pengarang-pengarang lainnya di Kota Gurindam Negeri Pantun ini.

“Saya dah ketuaan baru jadi penulis. Wiska dan Tiara, kecil-kecil sudah menjadi penulis. Artinya untuk menjadi penulis itu tak memandang usia. Anak kecil seperti Wiska dan Tiara pun bisa menjadi penulis,” ujar Walikota waktu itu.

Yang menarik dari setiap cerpen yang ditulis Wiska adalah nama-nama tokoh yang ada di dalamnya. Yakni nama teman-teman disekolahnya sekaligus nama saudara-saudaranya dan penulisan cerpen itu dilakukanya secara spontan. Misalnya ketika Wiska diajak orangtuanya ke Fizza Hut, sepulangnya Wiska langsung menulis cerpen tentang Fizza Hut. Isi cerpen Wiska tak jauh dari kehidupannya sehari-hari, baik di sekolah, di rumah maupun ketika bersama-sama dengan keluargnya di rumah.
Berikan Apresiasi

Rupanya kepiawaian Wiska dalam dunia kepengarangan ini mendapat aprsiasi khusus dari mantan Gubernur Provinsi Kepri Ismet Abdullah dan istrinya Aida Ismeth. “Saya sudah baca buku Wiska, luar biasa……. ,” puji Ismeth Abdullah.

Secara khusus pula Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Jakarta, Ariani Isnamurti memuji Wiska dengan menyebut, “Wiska merupakan pengarang cilik termuda di Indonesia yang menyumbangkan karyanya di perpustakaan yang dirintis paus sastra Indonesia HB Jassin tersebut,” ujar Ariani. Waktu itu Wiska masih berumur 9 tahun ketika menyumbangkan bukunya Ingin Bertemu Peri ke Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Jakarta.

Dan Ariani berharap Wiska terus mengasah kemampuannya dan jangan sampai berhenti menulis. “Kami memberikan apresiasi kepada setiap pengarang, termasuk kepada Wiska untuk menulis karya sastra yang mulai ditinggalkan saat ini,” katanya.

Selain itu buku “Ingin Bertemu Peri” karya perdana Wiska itu sudah dikoleksi perpustakaan tiga negara. Yakni Kantor Perpustakaan Singapura, Kantor Perpustakaan dan Sastra Johor Baru (Malaysia) dan Kantor Perpustakaan Indonesia di Jakarta. Selain itu buku Wiska juga sudah disumbangkan diberbagai perpustakaan di kabupaten/kota di Provinsi Kepri maupun provinsi lainnya di Indonesia.

Profil Wiska
Nama : Wiska Adelia Putri
Panggilan : Wiska
Tempat/Tgl/ Lahir : Tanjungpinang 8 Maret 2002
Kelas : VII SMP IT Al Madinah Tanjungpinang
Hobby : Membaca, menulis, berenang dan nonton TV
Alamat : Perum Bintan Permai/Kav. Arjuna Ganet Tanjungpinang

Prestasi dan Penghargaan:
1. Juara II lomba menulis surat untuk DPRD Kota Tanjungpinang, Oktober 2011 sampena HUT ke-IX Kota Otonom Tanjungpinang.
2. Piagam penghargaan sebagai pengarang cilik dari Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Tanjungpinang, Mei 2011.
3. Piagam Penghargaan dari Media Indonesia atas partisipasinya mengirim cerpen, Juni 2011.
4. Salah seorang nominator dalam penulisan surat untuk Walikota Tanjungpinang yang diselenggarakan Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Tanjungpinang, Desember 2011.
5. Juara I Lomba Cipta Cerpen pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMP Tingkat Kota Tanjungpinang, Mei 2014.
5. Juara I Lomba Cipta Cerpen pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMP Tingkat Provinsi Kepri, Mei 2014.
6. Juara II Lomba Cipta Cerpen pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMP Tingkat Nasional, Juni 2014.

Publikasi Cerpen:
Media “Kompas, Bobo, Media Indonesia, Haluan Kepri, Batam Pos, Putra Kelana, Tanjungpinang Pos, Geliga, dan lain-lain.

Karya Tulis: Ingin Bertemu Peri Tahun 2011

Kurikulum 2013 Jangan Diganti

$
0
0

Ketua Umum PP ISPI, Prof. Sunaryo

SOLO, suaramerdeka.com -Terlepas pro kontra serta kelebihan dan kekurangan, Kurikulum 2013 diminta untuk tidak diganti. Permintaan disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Sunaryo Kartadinata.

“Kalau ganti pemerintahan ganti kurikulum itu tidak baik, kasihan guru dan anak didik,” kata dia sebelum menjadi pembicara seminar di Unisri Surakarta,” Sabtu(15/11).

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu melihat, selama ini guru memang masih mengedepankan hasil dalam mendidik. Padahal Kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pada proses. Para guru juga harus mengembangkan pembelajarannya di kelas, merefleksikan ilmu serta belajar pada murid-muridnya. “Sehingga para guru bisa menjadi lebih mandiri atau otonom karena dia mengambil keputusan dari refleksi-refleksi yang terjadi di kelas,” jelas dia.

Dalam kesempatan itu, Sunaryo juga mendorong perguruan tinggi untuk getol melakukan riset dan penelitian. Namun pihaknya berpesan, riset yang dilakukan nanti berpegang pada eksistensi idealisme dan perkembangan misi di masyarakat luas dan merupakan keunikan tersendriri bagi perguruan tinggi.
(Langgeng Widodo/ CN40/ SM Network)

sumber : Suara Merdeka

Prof. Sunaryo Terpilih Kembali Menjadi Ketua Umum ISPI

$
0
0

Prof. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) terpilih kembali menjadi ketua umum ISPI masa bakti 2014-2019. Guru besar Ilmu Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling tersebut terpilih secara aklamasi di forum Munas ISPI VII bertempat di ballroom Hotel Utami, Sidoarjo, Jatim, kemarin (6/12).

Prose pemilihan ketua umum ISPI berjalan singkat, yaitu sekira 20 menit. Dalam sidang Munas yang dipimpin oleh Prof. Toho Cholik Mutohir, M.A., Ph.D, seluruh Pengurus Daerah ISPI setuju memilih kembali Prof. Sunaryo.

“Setelah menyimak dengan seksama pandangan umum dari para PD dan sebagian besar meminta kembali Prof. Sunaryo untuk memimpin ISPI lima tahun ke depan, maka saya menawarkan ke sidang pleno untuk dipilih aklamasi. Seluruh peserta setuju,” ujar Prof. Toho Cholik Mutohir, M.A., Ph.D.

PD-PD berpandangan bahwa Prof. Sunaryo selama ini telah sukses menakhodai ISPI yang dibantu oleh sekum, Prof. Ahman, M.Pd. Sebelumnya, laporan pertanggungjawaban pengurus ISPI juga diterima bulat oleh semua peserta.

“Lima tahun ini, ISPI yang dipimpin Pak Sunaryo semakin berkibar. Begitu pula kegiatan yang berhasil dilaksanakan cukup banyak dan beragam selain itu ikut berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia,” ungkap Dr. Tjipto Subadi, Sekum ISPI Jawa Tengah.

Munas ISPI VII berlangsung dengan lancar dan sukses. Munas dihadiri oleh Ketua Komite Pendidikan DPD RI, Drs. Hardi S. Hood, M.Si yang terpilih menjadi dewan pembina.


Seminar Nasional Psikologi UMS 2015

$
0
0

Tema :
Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Berbasis Kearifan Lokal

Pembicara:
1. Arist Merdeka Sirait
2. Prof. Djamaluddin Ancok
3. Kombes Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si

Moderator :
Agus Widanarko, S.E

Hari/Tanggal
Sabtu/13 Juni 2015]

Jam :
08.00 – 12.00 WIB

Tempat :
Ballroom Hotel Sunan

Tiket :
1. Rp. 150.000 : Mahasiswa S1
2. Rp. 225.000 : Umum

Informasi :
Wa : 085725162457
Tw : @semnaspsikoums
Email : semnaspsikologiums@gmail.com

Nb :
- Calon peserta Seminar Nasional dan Call for Paper diharap untuk mengisi formulir pendaftaran disini
- Silahkan melakukan pembayaran administrasi melalui rekening
Bank: BNI
An: Bpk Didin Rahardian Setiyadi
No Rek: 0365377620
- Pembayaran administrasi maksimal dua (2) hari setelah pengisian formulir

Dalam rangka ulang tahun fakultas psikologi UMS ke 32, kami mengajak anda untuk berpartisipasi dalam acara Seminar Nasional dan Call for Paper dengan tema : “SELAMATKAN GENERASI BANGSA DENGAN MEMBENTUK KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL” yang akan dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Sabtu, 13 Juni 2015
Waktu : 08.00 – 16.00 WIB
Tempat : Ballroom Hotel Sunan Surakarta
Pembicara :
1. Arist Merdeka Sirait
2. Prof. Djamaluddin Ancok
3. Kombes Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si

Adapun beberapa tema Call for Paper yang dapat anda pilih adalah :
1. Kekerasan Anak, Penyimpangan Perilaku Anak Dan Remaja
2. Revitalisasi Peran Agen Perubahan Sosial (Keluarga, Sekolah, Komunitas)
3. Mengembangkan Sistem Pembelajaran Karakter Berbasis Kearifan Lokal
4. Memanfaatkan Media Teknologi Dan Lingkungan Yang Ramah Anak
5. Mengembangkan Kesejahteraan Anak Berbasis Agama Dan Budaya Bangsa

Berikut Tanggal penting Call for Paper yang harus diingat :
13 Mei 2015 : Batas Akhir pengumpulan Abstrak
16 Mei 2015 : Pengumuman abstrak lolos seleksi dan pembayaran Call for Paper
6 Juni 2015 : Batas akhir pengumpulan Call for Paper

Demikian informasi dari kami, terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Panitia Seminar Nasional Psikologi UMS 2015-

Sekretariat :
Center for Islamic and Indigenous Psychology,
Gd. L lantai II Fakultas Psikologi UMS
Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura, Surakarta

CP, Fat Chiya :
# SMS / WA : 0856 4039 4038
# Pin BB : 74595200
# Email : semnaspsikologiums@gmail.com

Menyatukan Sistem Pendidikan dengan Satu Anggaran

$
0
0

Prof. Dr. Udin S. Winataputra (Sekretaris Dewan Pembina) mewakili ISPI menjadi narasumber tunggal diskusi di DPR tentang anggaran pendidikan

Anggaran pendidikan masih tersebar ke beberapa kementerian penyelenggara pendidikan. Ke depan diharapkan ada penyatuan anggaran, sehingga bisa disusun pula satu sistem kependidikan yang menasional, tidak sektoral lagi.

Demikian mengemuka dalam diskusi bertajuk Strategi Pembangunan Pendidikan: Pelaksanaan Program Indonesia Pintar di DPR RI, Kamis (21/5). Hadir sebagai pembicara tunggal dalam diskusi tersebut Udin S Winataputra, Guru Besar Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Terbuka. Diskusi ini digagas oleh Biro Analisa dan Pelaksanaan APBN Sekretariat Jenderal DPR. Hadir juga memberi sambutan pembuka Deputi Anggaran Setjen DPR Setyanta Nugraha.

Menurut Udin, semua kementerian yang menyelenggarakan pendidikan memang sudah saatnya menyatukan arah pendidikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan begitu ada satu sistem yang terbangun dengan anggaran yang juga tunggal. Ini penting untuk menyeragamkan paradigma dan filosofi pendidikan nasional.

Pada bagian lain, Udin juga memaparkan, problem kurikulum nasional. Katanya, kurikulum nasional masih esensialistik. Artinya, masih lebih mementingkan pada teori ilmu, bukan mementingkan kemaslahatan manusia. Sisi lain kurikulum juga harus memiliki warna kedaerahan. “Kurikulum memang sudah menasional, tapi tidak berdiversifikasi,” jelasnya.

Masing-masing daerah memiliki keunggulan sendiri yang perlu digali dan ditonjolkan dalam dunia pendidikan. Dalam Pasal 1 butir 19 UU N0.20/2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar.

Banyak daerah justru tidak mampu menerapkan kurikulum nasional karena keterbatasan anggaran dan nilai-nilai lokal yang belum terakomodasi dengan baik dalam kurikulum nasional. Dari sini terlihat masih ada kesenjangan pendidikan antar-daerah yang perlu dicari akar masalahnya. (mh), foto : andri/parle/hr.

Sumber : DPR RI
Keterangan : Prof. Dr. udin S. Winataputra adalah Sekretaris Dewan Pembina PP ISPI

Undangan Rapat Pengurus Pusat ISPI 2015

$
0
0

U N D A N G A N
Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (PP ISPI) mengharap dengan hormat kehadiran Bapak/Ibu/Saudara anggota Pengurus Pusat ISPI periode 2014-2019 dalam acara Rapat Pengurus ISPI tahun 2015 dengan ketentuan sebagai berikut:

Hari/Tanggal : Senin/6 Juli 2015
Waktu : Pukul 10.00-12.00 WIB
Tempat : University Center, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) (Jl. Raya Setiabudi No. 229 Bandung)

Atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terima kasih.

Bandung, 30 Juni 2015
Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd
Ketua Umum

Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd.
Sekretaris Umum

Rapat Pengurus Berjalan Lancar dan Sukses

$
0
0

Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) periode 2014-2019 menggelar Rapat Pengurus pada hari Senin, 6 Juli 2015 bertempat di Gedung Center UPI, Jalan Raya Dr. setiabudhi No. 229 Bandung. Hadir dalam acara tersebut pembina dan pengurus ISPI yang dilantik pada munas desember tahun lalu.

Rapat dipimpin langsung oleh Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia, Sunaryo Kartadinata didampingi sekretaris umum, Ahman. Dalam rapat dibahas berbagai agenda dan program yang sebelumnya telah ditetapkan dalam Musyawarah Nasional ISPI VII di Sidoarjo Jawa timur. Acara dimulai pada pukul 10.00 dan berakhir pada pukul 13.00 WIB.

Salah satu agenda yang dibahas dalam agenda rapat yaitu mengenai pembaharuan Kartu Tanda Anggota (KTA). Tjipto Subadi, sekretaris III PP ISPI yang juga Dosen Prodi Pendidikan Geografi FKIP UMS mengemukakan bahwa rapat berlansung lancar dan sukses. “Alhamdulillah rapat menghasilkan beberapa keputusan yang nantinya akan menjadi pedoman pengurus dalam melangkah lima tahun ke depan,” ujarnya.

***

ISPI Cilacap Adakan Seminar Nasional Tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kredit Guru

$
0
0

Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Kabupaten Cilacap akan menggelar seminar nasional dengan tema “Implementasi Permeneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya” pada hari Minggu, 9 Agustus 2015 bertempat di Aula Akbid Cilacap, Jalan Dr. Soetomo, Cilacap.

Ketua Pengurus Cabang ISPI Cilacap, Drs. Mirza Gholam Mokhamad mengatakan, kegiatan ini merupakan program kerja ISPI Cilacap dalam rangka meningkatkan kompetensi para guru.

“Seminar ini untuk meningkatkan kualitas guru dan menambah pengetahuan tentang jabatan fungsional dan angka kredit bagi para guru. Masih banyak guru di Cilacap yang belum memahami secara utuh aturan tersebut,” ujarnya. Kegiatan ini akan menghadirkan 4 (empat) narasumber yang merupakan pakar di bidangnya. Keempatnya yaitu Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia yang juga sekretaris umum ISPI Pusat, kemudian Prof. Dr. H. Trisno Martono, MM (ketua ISPI Jawa Tengah), Dr. H. Tjipto Subadi, M.Si (sekum ISPI Jateng) dan Prof. Dr. Slameto, M.Pd (guru besar UKSW).

Ditambahkan beliau juga bahwa rencananya  kegiatan ini akan dihadiri oleh para guru, pengawas, widyaiswara dan profesional pendidikan di Cilacap dan sekitarnya. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 dan diperkiarakan berakhir pada pukul 14.30 WIB.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi panitia, Puryanti, M.Pd di nomor 081327002702.

***

Ralat Tempat Pelaksanaan Rapat Kerja Pengurus Pusat ISPI

$
0
0

Kami sampaikan dengan hormat kepada Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) periode 2014-2019 bahwa Rapat Kerja yang sedianya akan dilaksanakan di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) DIPINDAHKAN ke Hotel IBIS Cawang, Jl. M.T. Haryono Kavling 9 (Samping BNN) Cawang. Rapat Kerja dimulai pada pukul 14.00 WIB setelah makan hari  Jum’at-Sabtu, Tanggal : 7-8 Agustus 2015

Demikian ralat pemberitahuan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanaya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 6 Agustus 2015

Pengurus Pusat ISPI 

Prof. Dr. SUNARYO KARTADINATA, M.Pd

Ketua Umum

Prof. Dr. AHMAN, M.Pd

Sekretaris Umum

Mewujudkan Guru Paripurna Pasca Sertifikasi

$
0
0

Oleh : Drs. Fuad Aljihad, M.H.
Wakil Ketua ISPI Cabang Cilacap periode 2015-2020, juara I ‘’Anugerah Konstitusi dan Pendidikan Hak Konstitusional Warga Negara Bagi Guru PKN Tingkat Nasional,” jenjang SMA/MA Tahun 2014.

Fuad Aljihad (kiri) saat menjadi moderator mendampingi Dr. Tjipto Subadi, M.Si (tengah) dan Prof. Slameto (kanan)

Guru sebagai ujung tombak pendidikan sangat menentukan keberhasilan dan profil pendidikan di Indonesia. Komitmen mewujudkan guru paripurna di Indonesia melahirkan upaya yang tidakpernah henti. Lahirnya UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyempurnakan upaya menyiapkan guru paripurna sebagai manusia yang harus bisa menjadi teladan bagi para siswa. Betapa banyak ungkapan yang menyoroti guru, seperti guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Pada sisi lain, cibiran terhadap lemahnya posisi guru di hadapan penguasa digambarkan dalam lirik lagu Iwan Fals, yang berjudul “Umar Bakri”. Namun, di saat guru mulai diperhitungkan karena telah mendapatkan status sebagai profesi tidak sertamerta guru dan perilakunya sudah menunjukkan indikasi sebagai profesional.

Dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh ISPI cabang Cilacap dengan tema, “Implementasi Permenpan-RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditya”, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Prof. Dr. Ahman, M.Pd. yang menjadi salah satu nara sumber menegaskan bahwa salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan profesionalisme guru. Hal itu sangat penting karena gurulah ujung tombak pendidikan. Guru, tegas Ahman, mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermanfaat.

Pembicara lain dalam seminar ini adalah Prof. Dr. Slameto, M.Pd. (UKSW Salatiga), dan Dr. Tjipto Subadi, M.Si. (UMS Surakarta). Sedangkan keynot speaker dalam seminar ini adalah Ketua Pengurus daerah ISPI Jawa Tengah Prof. Dr. Trisno Martono, MM yang juga guru besar UNS.

Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd selaku sekum ISPI pusat tampil sebagai narasumber

Mengutip pendapat Heyneman dan Loxley (1983), Ahman menyatakan bahwa 34 pesen mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor guru (di negara maju 36 %). Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor pengelolaan (22 %), sarana fisik (26 %), dan belajar (18 %). Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Nana Sudjana, dkk. (1993) menunjukkan, bahwa kemampuan menguasai kelas dan materi bahan ajar guru-guru SMA cukup baik, sedangkan penguasaan maetodologi masih perlu ditingkatkan.

Assertif
Sikap dan perilaku bertanggung jawab yang bersifat assertif, tambah Guru Besar UPI Bandung ini, merupakan sipkap dan menghayati tugasnya sebagai guru (pendidik), memiliki sikap positif terhadap tugas pokok dan fungsinya sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan bekerja dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kepuasan kerja, dan memiliki dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik yang sesuai dengan penugasannya dan meningkatkan kualitas proses belajar/ bimbingan dan hasil prestasi bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.

PKB
Penilaian Kinerja Guru (PKG) merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur profesionalisme guru. PKG menilai empat kompetensi pokok untuk mengukur kinerja guru, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian yang dijabarkan menjadi empat belas (14) komponen penilaian. Hasil evaluasi PKG ini harus ditindak lanjuti secara terus menerus dan terencana. Karena itu, guru harus selalu melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

PKB memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan dalam proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah, dan untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan.

Tujuan PKB adalah untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan  di sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Sedang khusus, PKB bertujuan untuk memfasilitasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapka, memfasilitas guru untuk memuta khirkan kompetensi yang dimiliki, memotivasi guru-guru untuk tetap mimiliki komitmen melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, serta mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan kebanggaan berprofesi sebagai guru.

Pengembangan profesi dalam PKG meliputi tiga hal, yaitu: Pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. PKB ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme guru yang selama ini masih dipandang belum memenuhi syarat profesional.

Slameto, Guru Besar UKSW Salatiga yang juga sebagai bendahara ISPI Jateng dalam seminar tersebut menuturkan hasil temuan D. Deni Koswara, dkk. di Jawa Barat (2009) menyatakan hal-hal yang memprihatinkan adalah sertifikasi guru ternyata tidak berkontribusi terhadap profesionalisme guru, dan sertifikasi guru tidak berkontribusi terhadap mutu pembelajaran.

Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Badrun dengan judul “Kinerja Guru Profesional” di Kabupaten Sleman (2011) menunjukkan beberapa hal yang masih belum menggembirakan dari para guru yang sudah tersertifikasi terutama terkait dengan kemampuan penulisan artikel, penelitian, pembuatan karya seni/teknologi, menulis soal UN (tidak semua guru berkesempatan menulis soal UN), menelaah buku, mengikuti forum ilmiah. Sedangkan yang menggembirakan adalah para guru telah berusaha untuk membuat modul dan media pembelajaran.

Peran ISPI
Dalam seminar ini, ISPI juga diharapkan agar bisa berkontribusi terhadap para guru. Di antaranya dapat mendampingi para guru dalam membuat karya tulis ilmiah, baik penelitian maupun makalah untuk jurnal. Untuk pertama kali, para pengurus ISPI juga diharapkan dapat mendampingi para guru membuat rencana panduan guru. Dalam membantu para guru menulis di jurnal, ISPI Kabupaten Cilacap sudah bersiap-siap melahirkan jurnal online. Dalam seminar ini, sebagian peserta juga sudah bersedia menjadi anggota ISPI Cilacap.

Mirza Gholam Mokhamad beserta pengurus lainnya dilantik oleh Ketua PD ISPI Jateng, Prof. Dr. Trisno Martono, M.M.

Dalam kegiatan ini, juga dilakukan pelantikan pengurus ISPI Cabang Kabupaten Cilacap periode 2015-20120 oleh Ketua Pengurus Daerah ISPI Jawa Tengah, Prof. Dr. Trisno Martono, MM. Sebelumnya Dr. Tjipto Subadi, M.Si selaku sekretaris membacakan SK Pengurus ISPI Cilacap.

Adapun susunan kepengurusan ISPI Cabang Cilacap terdiri dari; pelindung, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cilacap.

Dewan pembina terdiri dari; Dr. Umi Zulfa, M.Pd.(Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali Cilacap), Dr. Rohmat, M.Ag., M.Pd. (Institut Agama Islam Negeri Purwokerto), dan Dr. Tumisem (Universitas Muhammadiyyah Purwokerto).

Dewan pengurus ISPI Cilacap, Ketua dijabat oleh Drs. Mirza Gholam Mokhamad (pengawas SMP Disdikpora Cilacap), wakil ketua I Drs. FX. Suparta, MM.Pd., wakil ketua II Drs. Fuad Aljihad, M.H., sekretaris I Zaenal Arifin, S.Pd., sekretaris II Mahmud Saefi, S.Pd.M.Pd. bendahara I, Suratmi, S.Pd., M.M. dan wakil bendahara, Aris Santoso, S.Pd.
***


Menjadi Guru yang Paripurna Tidak Harus di Kota Besar

$
0
0

Oleh : Deni Kurniawan As’ari
Humas PP ISPI

Prof. Dr. Ahman, M.Pd saat menjadi narasumber

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) adalah organisasi profesi pendidikan. Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada pembangunan pendidikan nasional secara profesional agar lebih terarah, berhasil guna dan berdaya guna, melalui pengembangan dan penerapan ilmu pendidikan untuk kemajuan dan kepentingan bangsa dan negara.

Sebagai upaya meningkatkan profesionalitasnya, ISPI Cabang Cilacap, Jawa Tengah, melaksanakan Seminar Nasional Pendidikan, Minggu (9/8/2015). Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Trisno, Martono, M.M. Guru Besar (UNS), Prof. Dr. Slameto, M.Pd Guru Besar UKSW, dan Dr. Tjipto Subadi, M.Si Dosen UMS.

Tema yang diusung dalam seminar nasional tersebut adalah “Implementasi Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya.” Kemudian rangkaian kegiatan menarik ketika Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd, Dekan FIP UPI sebagai Sekretaris Umum Pengurus Pusat (ISPI) periode 2014-2019 menjadi pembicara dan menyampaikan makalah berjudul “Profil Guru Paripurna Menurut Permeneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009”.

Pada awal paparannya ia bercerita betapa dirinya begitu terkesan dengan sosok guru Muslimah dalam film Laskar Pelangi yang diadaptasi dari novelnya Andrea Hirata. Sosok guru Muslimah walaupun sederhana, dan berada jauh di pedalaman Belitung tetap mampu melahirkan siswa berprestasi bernama Andrea Hirata. Indonesia saat ini mengenal muridnya tersebut menjadi penulis dunia karena novel-novelnya telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Jelas ini merupakan contoh bahwa untuk menjadi guru yang paripurna tidak mutlak harus berada di kota dengan fasilitas sekolah yang serba lengkap, dan mewah. Di manapun dan siapa pun dapat menjadi guru paripurna selama ada keinginan yang kuat dalam dirinya.

Prof. Dr. H. Ahman pun membahas secara rinci dan mendalam tentang guru paripurna. Sebagian ciri dari guru paripurna menurutnya adalah sosok yang mampu menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Selajutnya mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu guru paripurna harus mampu memberikan teladan, dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Secara umum seorang guru paripurna memiliki empat kompetensi meliputi kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional. Ia pun menampilkan beberapa tayangan video diantaranya adalah tentang lesson study yang sudah dikembangkan di negara Jepang. Peserta seminar menjadi antusias karena paparannya yang atraktif dan secara aktif berdialog dalam sesi tanya jawab kepadanya.

Berdasarkan Permen yang memuat tentang adanya penilaian unsur utama untuk kegiatan pembelajaran atau pembimbingan, dan tugas tambahan dan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah. Akan dihitung sacara paket berdasarkan penilaian kinerja guru yang akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (pasal 15). Ketentuan ini berlaku bagi guru dalam rangka meningkatkan profesionalitasnya. Tentunya peraturan akan meningkatkan kualitas para pendidik di negeri ini. Maka anda jangan khawatir bahwa anda tidak akan dididik oleh guru yang bekerja asal-asalan

Pimpinan Pusat ISPI Berduka atas Meninggalnya Ketua Umum PGRI

$
0
0

Keluarga Besar Ikatan Sarjana Pendidikan Idonesia (ISPI) turut berduka cita yang dalam atas meninggalnya Dr. H. Sulistiyo, M.Pd. (Ketua Umum PGRI) teriring do’a semoga almarhum diterima disisi-Nya, diampuni segala kekhilafannya, dilapangkan alam kuburnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi ujian.

Hormat kami
Ketua Umum
Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.

Sekretaris Umum
Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd.
Amin.

Ketua Umum ISPI Hadiri Rapat Bahas Pendidikan Karakter

$
0
0

Ketua Umum ISPI, Prof. Sunaryo Kartadinata, M.Pd bersama Dirjen PAUDNI dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas), Harris Iskandar seusai rapat

Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata M.Pd, menghadiri rapat di Kemdikbud membahas Persiapan Rencana Aksi Program Penguatan Pendidikan Karakter.

Rapat ini diadakan di Ruang sidang Graha I Gedung A Lantai 2 Kemdikbud Senayan, Jakarta, Selasa (6/9/2016) pekan lalu.

Dalam rapat tersebut Ketua Umum ISPI memberikan masukan tentang Program Pengembangan Pendidikan Karakter melalui Program Fullday School.

Satu hal yang pasti, ISPI memiliki perhatian yang besar dalam meningkan pendidikan karakter di Indonesia terutama untuk jenjang sekolah. Sunaryo Kartadinata yang mantan Rektor UPI ini merupakan narasumber dalam berbagai acara seminar nasional dan internasional. Aktivitasnya di dunia pendidikan sudah lama. Ia sudah banyak terlibat dalam penguatan pendidikan Indonesia.

Selain ketua umum ISPI hadir pula sejumlah peserta lainnya seperti Ketua KPAI, Ketua Umum PGRI, Rektor sejumlah perguruan tinggi dan lainnya.

***

(Humas ISPI/Sumber Photo : Sekum ISPI)

ISPI Berikan Pendapat Dalam RDPU Panja Evaluasi Dikdasmen DPR RI

$
0
0

Ketua Umum ISPI, Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. saat menyampaikan pendapat kepada DPR RI, Senin (4/9/2017) di Gedung DPR RI.

Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) menghadiri undangan DPR RI untuk memberikan masukan terkait Panja Evaluasi Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) di Gedung DPR RI, Senin (4/9/2017) kemarin. Pengurus yang hadir Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. (Ketua Umum), Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd. (Sekretaris Umum), Dr. Dr. Soepriyanto, M.Pd. (Wakil Sekretaris Umum), Prof. Dr. H. Udin S. Winataputra, MA (Dewan Pembina), dan Prof. Slamet (Anggota).

Berikut pendapat ISPI secara utuh.

PENDAPAT ISPI DALAM RDPU PANJA EVALUASI DIKDASMEN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA
4 SEPTEMBER 2017

Assalamu’alaikum wr wb.

Terima kasih dan apresiasi kami sampaikan atas undangan dan kesempatan yang diberikan kepada ISPI untuk menghadiri RDPU Panja Evaluasi Dikdasmen ini. Apresiasi dan terima kasih disampaikan juga kepada pihak Dikdasmen Kemdikbud yang telah berupaya keras mengawal penyelenggaraan pendidikan di tanah air. Dalam kesempatan ini ISPI tidak dalam posisi untuk memberikan penilaian kepada kinerja Dikdasmen, melainkan lebih melihat beberapa persoalan pendidikan di lapangan dan isu yang berkembang di masyarakat yang berimplikasi kepada perbaikan pendidikan masa depan dan apa yang harus dilakukan Negara dalam penyelenggaraan pendidikan. Pandangan ISPI ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau pengembangan rujukan yang dimaknai dalam konteks evaluasi yang dilakukan Panja, sehingga evaluasi tidak sebatas keterlaksanaan dan ketercapaian program secara kuantitatif melainkan secara kualitatif yang bermuara pada pengembangan kepribadian dan kesejahteraan warga negara.

1. Mengapresiasi kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai upaya menghidupkan kembali ruh pendidikan yang sesungguhnya. Esensi pendidikan dan fungsi pendidikan nasional yang digariskan UU No. 20/2003, khususnya Pasal 1 (1) dan Pasal 3 selama ini dirasakan terlupakan sebagai arah idealisme pendidikan. Dengan PPK idealism itu dicoba dikembalikan kepada posisinya. Kalau selama ini pendidikan nasional dipandang tidak membentuk karakter, itu disebabkan karena jiwa idealisme yang terkandung dalam pasal ayat dimaksud terabaikan di dalam regulasi, kebijakan, program, dan praktek penyelenggaraan pendidikan dan pendidikan dikooptasi oleh pencapaian hasil-hasil yang bersifat kognitif-kuantitatif. Pro-kons yang mengedepan di masyarakat pada saat ini adalah FDS dan LHS dan bukan PPK-nya. Kendatipun demikian FDS dan LHS sebagai dampak dari kebijakan PPK perlu mendapat perhatian karena berimplikasi terhadap sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Studi Tim Universitas Pendidikan Indonesia (2017) merekomendasikan FDS dan LHS diterapkan secara kontekstual karena akan memberikan dampak yang berbeda bagi daerah perkotaan dan pedesaan, disamping harus memperhatikan aspek-aspek filosifis, historis, etnopedagogis, maupun ekonomi. PPK sebagai kebijakan perbaikan mutu pendidikan dan upaya mewujudkan pendidikan bermutu semestinya tetap diselenggarakan terlepas dari FDS dn LHS.

2. Dalam membangun pendidikan bangsa yang berkarakter, Pemerintah perlu menjadikan sekolah sebagai pusat kebudayaan. Untuk itu perlu reformulasi dan revitalisasi sekolah yang arahnya membangun kesadaran kultural peserta didik, memperkokoh jati diri kultural, membangun keunggulan lokal sebagai sumber inovasi dan kreativitas yang menumbuhkan daya adaptasi dan kompetisi, mewariskan nilai-nilai kehidupan, lingkungan, dan kesehatan, yang kesemuanya itu merupakan bahagian tak terpisahkan dan merupakan ciri dari kesuksesan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa kemaslahatan bagi bangsa dan ummat manusia.

3. Sisi lain yang perlu mendapat perhatian pada saat ini (masih terkait dengan pengembangan karakater) adalah mengembangkan sekolah aman dan damai (safe and peaceful school) untuk mengatasi dan mencegah perilaku kekerasan peserta didik. Perilaku kekerasaan baik verbal maupun non verbal dalam dunia pendidikan harus ditiadakan. Hasil penelitian (Kartadinata, 2016) menggambarkan dalam gaya berpikir (kognitif) anak SD tumbuh keyakian normatif bahwa tindakan kekerasan itu adalah sesuatu yang dibenarkan untuk dibalas dalam bentuk tindakan fisik dan agresif. Gaya berpikir seperti ini sangat membahayakan kehiduan berbangsa dan bernegara karena akan menumbuhkan potensi konflik dan kekerasan. Perlu ada perubahan mendasar paradigma pembelajaran dengan cara membangun iklim sekolah/kelas yang terintegrasi dengan substansi pelajaran sebagai strategi intervensi untuk memperbaiki dan mengembangkan gaya berpikir anak yang membentuk orientaasi nonviolent behavior. Negara tidak boleh terkecoh dengan dahsyatnya teknologi sehingga proses dan sumber-sumber pembelajaran dipandang bisa digantikan dan disiapkan dengan teknologi. Pikiran yang menempatkan teknologi sebagai substitusi pembelajaran adalah pikiran yang keliru, karena pendidikan bukan hubungan teknologis-kimiawi melainkan hubungan manusiawi yang memerlukan sentuhan-sentuhan emosional dan psikokultural. Teknologi dalam proses pendidikan dipandang dan diposisikan sebagai alat kerja (Griffin. 2012) dan yang harus dibangun sebagai cara kerja adalah komunikasi dan kolaborasi. Sistem manajemen dan kepimpinan sekolah secara struktural dan horizontal harus menumbuhkan kedamaian, motivasi, kerja keras, tanggung jawab, kolaborasi, etika dan tatakrama, serta penciptaan lingkungan fisik sekolah yang aman, bersih dan nyaman.

4. Penyelenggaraan Dikdas yang menyangkut Wajib Belajar 9 Tahun, sebagai satu keutuhan SD dan SMP harus diupayakan agar:

a. Penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah. Ini berarti peserta didik: anak siapapun, di manapun, termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus, berhak mengikuti pendidikan tanpa membayar, dan memperoleh pelayanan pendidikan yang bermutu {Pasal 5 Ayat (1) UU No. 20/2003}.
b. Setiap sekolah segera dilengkapi dengan fasilitas pendidikan yang memadai, termasuk lapangan oleh raga (sesuai dengan pasal-pasal dalam Bab VII PP No. 19/2005) dan kepada peserta didik diberikan (atau dipinjamkan) buku pelajaran dan buku tulis, terutama untuk mereka yang datang dari keluarga yang secara ekonomi tidak mampu. Di samping itu untuk daerah terpencil seperti Papua perlu dirintis sekolah berasrama.
c. Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun mengakses seluruh anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, anak tak beruntung, populasi khusus, yang harus dilayanai dengan diversifikasi program layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing, dan sekolah harus menyiapkan diversifikasi layanan secara inklusif. Implementasi layanan pendidikan inklusi di lapangan belum optimal karena regulasi yang ada belum disertai pengembangan dan pengawalan sistem secara utuh. Pemerintah perlu segera mereviu dan mengembangkan sistem pendukung penyelenggaraan layanan inklusi.
d. Sebagai persiapan memasuki pendidikan menengah, pada tingkat pendidikan dasar harus dirancang dengan sistematis sehingga hanya lulusan pendidikan dasar yang bersifat wajib, yang memenuhi syarat memasuki pendidikan menengah, dan yang tidak memenuhi syarat untuk untuk masuk SMA bisa dipersiapkan untuk memasuki SMK dan/atau latihan kerja (kursus) yang sifatnya jangka pendek untuk memasuki dunia kerja.

5. Penyelenggaraan Dikmen yang menyangkut SMA dan SMK perlu diupayakan agar:

a. Pendidikan menengah, terutama SMA harus benar-benar menjadi lembaga yang fungsi utamanya adalah menyiapkan peserta didik yang paling berbakat secara akademik memasuki Perguruan Tinggi. Dengan demikian, Universitas/Institut benar-benar menjadi melting pot antara excelent young generation dengan excelent schoolars.
b. Pendidikan menengah kejuruan dikembangkan sesuai dengan prinsip link and match dan disesuaikan dengan perkembangan dunia kerja. Lulusan SMK yang akan melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi harus diarahkan sesuai dengan kemampuan dasarnya sehingga dapat tersalurkan ke politeknik, program diploma, dan program profesional lainnya.
c. Untuk mengarahkan pilihan program dan pengembangan karir peserta didik baik di SMA maupun SMK hendaknya dilakukan asesmen keberbakatan akademik dan vokasional disertai dengan layanan bimbingan dan konseling (mencakup bimbingan karir) secara komprehensif yang diselenggarkan oleh Guru Bimbingan dan Konseling Profesional.

6. Pengawalan implementasi Kurikulum dan sistem asesmen di sekolah, yang diwujudkan dalam bentuk Bimtek, harus mendorong dan menumbuhkan kreativitas guru dan pimpinan sekolah dengan menguatkan guru dan pimpinan sekolah dalam:

a. Pemahaman merancang dan melaksanakan kurikulum dalam kaitannya dengan pencapaian Tujuan Utuh Pendidikan Nasional.
b. Pemahaman fungsi dan peran jenis dan jenjang pendidikan yang berada dalam tanggung jawabnya (guru dan pimpinan sekolah) sebagai terjemahan dari tujuan utuh pendidikan nasional.
c. Pemahaman dan kecakapan pengembangan proses pembelajaran yang tidak hanya di dorong oleh ujian nasional (examination driven curriculum), dimana pembelajaran semacam ini harus dihindari, karena tidak akan dapat mengembangkan seluruh kepribadian anak yang diperlukan untuk berkompetisi dan berkolaborasi dalam menghadapi tuntutan kemajuan dunia. Perhatian harus diberikan kepada pengembangan soft skill disamping hard skill yang pada saat ini lebih mendominasi proses pembelajaran. Asesmen otentik perlu mendapat perhatian sebagai alternatif dalam evaluasi pendidikan.
d. Pemahaman dan optimalisai peran bimbingan dan konseling sebagaimana ditegaskan dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014. Bimbingan dan Konseling perlu diberikan porsi yang proporsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana digariskan pada Permendikbud dimaskud. Pada saat ini bimbingan dan konseling belum diperankan secara optimal dan masih dipandang tidak sama pentingnya dengan layanan pembelajaran bidang studi/ mata pelajaran.

7. Pengembangan dan pembinaan Guru (Pendidik) sebagai pemeran utama dalam implementasi kurikulum (penyelenggaraan pendidikan) harus dilaksanakan secara utuh dalam bingkai pemikiran:

a. Guru professional tidak sebatas guru yang menguasai kompetensi sebagaimana digariskan dalam UU atau sebagaimana diukur dengan UKG yang hanya mengukur sebahagian dari kompetensi, melainkan guru yang memiliki misi dan jati diri professional. Guru harus hadir di kelas dengan misi dan jati diri, yaitu pemahaman mendalam dan kesadaran untuk membawa peserta didik sebagai warga negara ke tujuan jangka panjang sesuai dengan tujuan pendidikan dan tujuan negara yang terhayati di dalam cara guru berpikir dan mengambil tindakan pendidikan. Pembinaan guru tidak berakhir dengan asesmen kompetensi sebagaimana diukur dengan UKG, karena hal-hal yang terkait dengan misi dan jati diri tidak terukur dalam uji kompetensi dimaksud. Misi dan jati diri perlu menjadi trajektori pengalaman belajar dan karir guru yang harus disiapkan oleh Pemerintah bersama-sama dengan organisasi profesi guru.
b. Sistem rekrutmen dan seleksi calon guru harus terkoordinasi dengan baik antara Kemristekdikti dengan Kemdikbud. Perlu dikembangkan sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa pendidikan guru secara khusus yang berbeda dari sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa non-guru. Persyaratan minimal bagi calon mahasiswa pendidikan guru seyogyanya lulusan SMA yang nilai matematikanya 7,0. atau sebagai lulusan unggul di sekolahnya. Pemerintah perlu segera mengambil langkah untuk menyelenggarakan program ikatan dinas dan pendidikan guru berasrama bagi calon guru, ( perintah UU No. 14 tahun 2005 Pasal 23 (1)) agar lulusan terbaik dari SMA dan berasal dari keluarga yang kurang mampu, dapat ditarik menjadi mahasiswa calon guru.
c. Pendidikan prajabatan guru harus dilaksanakan sebagai pendidikan profesional yang utuh (bukan semata-mata S1 plus), seperti halnya pendidikan kedokteran. Sejak tahun pertama calon guru harus sudah mulai berkenalan dengan profesi kependidikan. Penguasaan disiplin ilmu harus dilaksanakan bersamaan (concurrent) dengan ilmu dan praksis pendidikan. Dengan demikian, pendidikan guru di mulai dari orientasi profesional dan di akhiri dengan kepemilikian kemampuan profesional. Bagaimanapun juga ISPI memandang perlu ada peninjauan kembali UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
d. Guru SMK, terutama guru-guru produktif, yang tidak mungkin dihasilkan seluruhnya oleh LPTK disiapkan secara kolaboratif dengan PT lain sesuai dengan bidang dan kompetensi yang diperlukan. Alih fungsi guru dari guru adaptif atau normatif ke guru produktif harus dipandng sebagai upaya darurat dan bersifat sementara.
e. Jaminan kesejahteraan bagi guru harus ditingkatkan meliputi perumahan, kesehatan, transportasi dan pendidikan disamping gaji pokok dan tunjangan profesional, sehingga putra-putri terbaik bangsa akan mempunyai motivasi menjadi guru, dan guru akan melaksanakan tugasnya sebagai pendidik profesional dapat berlangsung secara tenang dan penuh pengabdian.

8. Pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat perlu memperoleh penguatan dan penegasan peran dan fungsi sebagai satu keutuhan sistem, dalam bingkai pemikiran:

a. Pendidikan nonformal perlu mendapat perhatian khusus dan diberi penguatan akan fungsi dan perannya di dalam menyelenggarakan pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan universal 12 tahun, pendidikan untuk semua, pendidikan vokasional dan karir, pendidikan kebangsaan, dan penguatan pendidikan karakter. Pendidikan nonformal harus diposisikan sama dengan pendidikan formal sebagai proses dan upaya membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa pendidikan dan bangsa inovasi.
b. Pendidikan informal yang berlangsung di dalam keluarga adalah pendidikan pertama dan utama yang perannya tidak bisa digantikan oleh lembaga pendidikan manapun. Pendidikan di dalam keluarga perlu mendapat perhatian Pemerintah untuk memberikan penyadaran dan pemahaman kepada masyarakat dan orang tua akan tanggung jawab terhadap pendidikan anak. Paradigma pendidikan harus bergeser dari paradigma pendidikan “dimonopoli” sekolah ke paradigma pendidikan berbagi dengan keluarga. Tanggung jawab keluarga perlu diposisikan sebagai hal yang utama di dalam pendidikan. Orang tua harus ambil tanggung jawab dalam perilaku anaknya, sehingga perilaku menyimpang dan kekerasan yang terjadi pada peserta didik tidak serta merta dilemparkan sebagai kesalahan sekolah melainkan lebih sebagai tanggung jawab pribadi anak dan keluarga. Perilaku semacam itu harus dikembalikan sebagai tanggung jawab pribadi anak dan orang tua sebagai wujud tanggung jawab keluarga dalam pendidikan anak. Sekolah diperankan sebagai pihak yang membantu anak dan orang tua dalam mengatasi/ menyelesaikan perilaku menyimpang dan kekerasan anak. Dengan demikian keluarga sebagai lembaga pendidikan turut menanamkan karakter dan tanggung jawab kepada anak sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan bangsa.

9. Otonomi pendidikan seyogyanya hanya sampai pada tingkat provinsi (hal ini berarti harus merivisi UU No. 32/2004 tentang otonomi daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas). Otonomi pendidikan diberikan kepada daerah, mestinya berdasarkan hasil evaluasi nasional berbagai komponen penyelenggaraan pendidikan, terutama guru, sarana dan prasarana, dan pembiayaan telah memenuhi syarat. Otonomi pendidikan harus dimaknai sebagai otonomi untuk mengelola pendidikan nasional di daerah, agar mampu memenuhi standar nasional yang ditetapkan dan memperkokoh rasa kebangsaan. Oleh karena itu salah satu hal yang patut dipertimbangkan ialah mengembalikan pengelolaan ketenagaan guru secara terpusat ke tingkat nasional.

10. Anggaran pendidikan perlu disiapkan dalam kebijakan:

a. Pemerintah dan DPR secara sungguh-sungguh memahami makna yang tersurat dan tersirat dari pasal 31 tentang pendidikan dan melaksanakannya dalam wujud mengalokasikan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen APBN untuk penyelenggaraan pendidikan nasional.
b. Pemerintah dan DPR dapat melaksanakan ketentuan seperti diamanatkan UUD 1945, model penyusunan anggaran harus mengikuti pola Anggaran Negara Kesejahteraan (Social Market Economy System) yang mengalokasikan sekurang-kurangnya 60 persen dari APBN untuk pendidikan, kesehatan, pertahahanan nasional, administrasi negara, dan infrastruktur dasar, dan tidak menganut model anggaran negara liberal yang menganut Open Market Economy.
c. Anggaran yang dialokasikan diprioritaskan untuk pelaksanaan Wajib Belajar Dikdas 9 tahun, beasiswa untuk mahasiswa berbakat, beasiswa pelajar SMA yang berprestasi dan secara ekonomi kurang mampu, ikatan dinas mahasiswa calon guru, dan insentif bagi guru dan dosen.

11. Karena Pendidikan merupakan “bisnis” yang bukan hanya padat modal, tetapi juga padat karya dan padat moral serta melibatkan aset bangsa yang amat besar dengan taruhan (stake) yang besar pula (kemampuan bangsa untuk menjaga survival dan kemampuan berkompetisi), maka:
a. Sistem pengelolaan untuk seluruh jajaran dan jenjang dalam struktur sistem pendidikan nasional harus diletakkan atas dasar profesionalisme. Pengaruh politik praktis yang hanya mementingkan keuntungan golongan atau pribadi, atau fanatisme tertentu harus dihindarkan dan segera ditiadakan.
b. Pemilihan dan penunjukkan pengelola di seluruh jenjang struktur birokrasi sistem pendidikan harus didasarkan atas kemampuan dan komitmen moral seseorang untuk mengelola dan didasarkan atas merit sistem, bukan atas dasar KKN yang dalam jangka panjang amat merugikan bangsa dan negara.
c. Pendidikan adalah upaya yang hasilnya baru dapat dilihat pada masa ke depan yang cukup panjang. Oleh karena itu, pengambilan keputusan yang didasarkan atas kepentingan jangka pendek harus dihindarkan. Keputusan-keputusan yang diambil dalam pengelolaan pendidikan harus melalui pengkajian analisis dampak jangka panjang, dan bukan semata-mata kemauan pejabat pada saat menempati posisinya.
d. Sebagai akuntabilitas terhadap publik, pengelolaan sistem pendidikan harus dilakukan secara transparan, bebas KKN, terbuka, dengan mengembangkan dialog dengan stakeholders. Kritik bagaimanapun bentuknya harus dianggap sebagai masukan yang berguna, dan bukan dipersepsikan sebagai usaha merongrong kewibawaan, sehingga perlu dimusuhi.
e. Mengembalikan posisi dan peran keluarga dan masyarakat dalam partisipasi dan tanggung jawabnya secara bersama-sama dengan Pemerintah di dalam menyelenggarakan pendidikan. Kebersamaan bukan hanya dalam konteks sumber dana pendidikan melainkan dalam konteks pengembangan perilaku dan kepribadian anak. Pada saat ini terjadi persepsi seolah-olah pendidikan ini menjadi monopoli sekolah. Persepsi ini harus diluruskan dan dikembalikan kepada persepsi yang benar, karena akan sangat membahayakan atmosfir pendidikan yang bisa mengarah kepada munculnya potensi konflik antara sekolah dan keluarga atau masyarakat.
f. Partisipasi masyarakat dalam bentuk Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan Daerah perlu direvitalisasi (dan ini sudh terjadi) untuk memberikan penguatan kepada sistem manajemen, kepmimpinan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, dan partisipasi pembiayaan pendidikan untuk mewujudkan budaya pendidikan yang sehat.
g. Dewan Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang sampai saat ini belum jelas keberadaannya, semestinya perlu segera dibentuk dan diperankan dalam mengawal pendidikan nasional bersama-sama Pemerintah.

12. Di dalam keseluruhan penyelenggaraan pendidikan dengan mengacu kepada Srandar Nasional Pendidikan, Pemerintah perlu:
a. Melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan nasional serta akreditasi tingkat kelayakan sekolah di seluruh Indonesia. Evaluasi diperlukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang mutu pelayanan pendidikan dalam sembilan komponen penyelenggaraan pendidikan yang tertuang dalam Pasal 2 PP No. 19/2005.
b. Menyusun program dan melaksanakan secara konsisten program-program tersebut untuk memenuhi standar nasional pendidikan yang ditetapkan dalam PP No. 19/2005 dengan urutan prioritas; guru, sarana dan prasarana, isi dan proses, penilaian, pembiayaan, pengelolaan dan yang terakhir kompetensi lulusan.

13. Sebagai catatan akhir, ragam regulasi, kebijakan, program, dan kegiatan yang diluncurkan untuk perbaikan mutu pendidikan perlu divalidasi konsistensinya secara filosofis dan konstitusional, disertai dengan penyiapan sistem yang mendukung implementasi kebijakan dalam line of command yang jelas dari pusat sampai sekolah/ satuan pendidikan.

Jakarta, 4 Sptember 2017
Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
Ketua Umum , Sekretaris Umum,

Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. Prof. Dr. Ahman, M.Pd.

Daftar Pustaka
Kadarohman, Asep dan Tim. 2017. Kajian Akademik Tentang Hari Sekolah Trkait
Penguatan Pendidikan Karakter. Universitas Pendidikan Indonesia

Kartadinata, Sunaryo dan Tim. 2016. Strategi Pengembangan Gaya Kognitif Untuk
Mengendalaikan Perilaku Kekerasan Pada Anak Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia

Griffin, Patrick and Team. 2012. Assessment and Teaching of the 21st Century Skills.
Springer. Melbourne, Australia

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

Sekum ISPI Hadiri Seminar Internasional di Jakarta

$
0
0

Sekretaris Umum ISPI, Prof. Dr. Ahman, M.Pd. menghadiri International Seminar on Education: Fostering Young Creative Talents through Integrative Thinking. Kegiatan ini diadakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Lantai 1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Senin (18/12/2017).

“Kehadiran saya dalam seminar internasional ini mewakili Ketua Umum ISPI yang berhalangan hadir karena ada acara di Palu,” ujar Guru Besar UPI itu. Ia didampingi humas ISPI, Deni Kurniawan As’ari, S.Pd., M.Pd.

ISPI sebagai salah satu organisasi pendidikan mendapat undangan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud untuk menghadiri seminar internasional. Tampil sebagai narasumber Toshinobu Hatanaka dari Toho University, Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology, Japan. Berikutnya Peter Pentland, Australian Academy of Technological Sciences and Engineering Australia. Prof. Lew Hee Chan dari Korea National University of Education, Korea dan terakhir Dr. Gatot Hari Priowirjanto, Director SEAMEO Secretariat dari Indonesia.
**

Viewing all 31 articles
Browse latest View live